JURNAL AKUNTANSI

Desember 14, 2007

Baca lebih lanjut

ALK: Analisis Perbandingan & Rasio Keuangan

Desember 14, 2007

 

Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar data keuangan tersebut dapat lebih berarti dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh manajemen maupun pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk dapat mengetahui teknik analisa laporan keuangan, maka seorang analis harus menguasai tentang:

·         Proses penyusunan laporan keuangan

·         Konsep, sifat dan karakteristik laporan keuangan

·         Teknik analisa laporan keuangan; dan

·         Segment dan lingkungan bisnis yang akan dianalisa

 

ANALISA PERBANDINGAN

Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih, atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut, misalnya:

  • Laba/rugi yang sifatnya operasional maupun insidentil
  • Diperoleh aktiva baru/perubahan bentuk aktiva
  • Timbul/lunas/perubahan bentuk hutang
  • Penambahan/pengurangan modal dan lain-lain.

Dismaping analisa perbandingan, suatu teknik analisa yang sering digunakan juga adalah Analisa trend. Analisa trend dalam prosentase (trend percentage analysis) merupakan metode analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan perusahaan, yaitu apakah menunjukan tendensi naik, tetap atau menurun.Syarat-syarat penerapan analisa trend adalah:

·               Prinsip-prinsip akuntansi diterapkan secara konsisten

·               Tidak terjadi perubahan nilai uang secara tajam Contoh:

ANALISA RASIO

Analisa rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbngan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Rasio ini akan lebih bermanfaat terutama apabila ratio tersebut dibandingkan dengan angka ratio yang digunakan sebagai standar.

RASIO PENGUKUR LIKUIDITAS

1.  Current Ratio

Ratio ini menunjukan tingkat keamanan ( margin of safety ) atas kreditur jangka pendek; atau menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut:

Aktiva Lancar

Current Ratio =

Hutang Lancar

 2.  Acid Test Ratio

Disebut juga Quick Ratio, yaitu menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutang-hutangnya tanpa memperhitungkan persediaan.

Dengan ratio ini persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk direalisasikan menjadi uang.

Aktiva Lancar – Persediaan

Quick Ratio = 

Hutang Lancar

 Ratio ini dimulai lebih tajam daripada current ratio karena lainnya memperhitungkan aktiva lancar yang sangat likwid.Apabila current ratio tetapi quick rationya rendah, hal ini menunjukan adanya investasi yang besar dalam persediaan.

3.  Perputaran Piutang

Atau Turn Over Receivable, yaitu menunjukan posisi piutang serta taksiran umur / waktu pengumpulanya. 

Perputaran Piutang              =    Total Penjualan Kredit

Piutang Rata-rata

Semakin tinggi ratio turn over menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah, sehingga keuntungan bagi perusahaan.

Sedangkan untuk mengetahui berapa hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih (days of receivable ) adalah:

 Days of Receivable =    Piutang Rata-rata x 360               atau                      360         

                                           Penjualan Kredit                                       Perputaran Piutang

Semakin tinggi ratio days of receivable menunjukan kelemahan bagian penagihan piutang.

 

Keterangan:

1.      Turn over menunjukan bahwa penagihan piutang rata-rata sebanyak 3 kali dalam satu tahun.2.      Days of receivable menunjukan bahwa rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang adalah selama 120 hari.3.      Turn over 3 atau 300% berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar 300% dari rata-rata piutang.4.      Ratio 300% juga menunjukan bahwa Rp. 3 penjualan kredit maka sebesar Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun.

4.   Perputaran Persediaan

Yaitu menunjukan berapa kali terjadinya penggantian persediaan dalam satu tahun serta tersimpannya persediaan tersebut di dalam gudang.Pada perusahaan manufaktur terdapat tiga macam persediaan:  

a.   RAW MATERIAL TURNOVER =       Cost of raw material used      

      ( Barang mentah )                           Average raw material inventory                                                                                       

b.   GOODS IN PROCESS TURNOVER =         Cost of good manufacturred

      (Barang dalam proses)                            Average work in process inventory 

        Cost of goods sold              

c.   FINISHED GOODS TURNOVER  =

      (Barang jadi )                                            Average finished goods inventory

RASIO PENGUKURAN SOLVABILITAS

1.  Rasio Modal dengan Total Asset

Menunjukan beberapa besarnya modal sendiri yang tertanam dalam aktiva serta margin of  protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur.

 

Rumus:      Modal Sendiri 

                 Total Asset

 2.  Rasio Modal dengan Aktiva TetapMenunjukan seberapa besar aktiva tetap tersebut dibiayai dari modal sendiri. Semakin besar modal sendiri (Owner’s equity ) lebih menguntungkan bagi perusahaan, karena sudah sewajarnya kalau aktiva tetap dibiayai dari modal sendiri.

Rumus:    Modal Sendiri

               Aktiva Tetap  

3.   Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Merupakan ratio untuk mengetahui tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur jangka panjang atau untuk mengukur seberapa besar hutang jangka panjang tersebut dijamin dengan aktiva tetap yang dimilki perusahaan.

Rumus:              Aktiva Tetap     

                Hutang Jangka Panjang 

RATIO PENGUKUR RETABILITAS

1.  Ratio Operating Income dengan Operating Assets Menunjukan tingkat efisiensi perusahaan, yaitu seberapa besar operating assets tersebut dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Rumus:

                           Operting income              atau                    Laba usaha        

                         Operating Asset                                          Aktiva usaha

Apabila ratio ini rendah menunjukan adanya beberapa kemungkinan, yaitu:

·               Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan dalam rangka memperoleh penjualan.

·               Mencerminkan rendahnya volume penjualan jika dibandingkan dengan biaya yang diperlukan.

·               Adanya inefisiensi pada perusahaan

·               Adanya kegiatan perusahaan yang menurun.

2.  Gross  Margin Ratio

Rumus:                                    Laba kotor

                                                 Penjualan 

3.  Operating  Margin Ratio

Rumus:                                    Laba usaha

Penjualan

 4.  Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

Rumus:

Earning after tax

Modal sendiri

ALK:Model Prediksi Keuangan

Desember 12, 2007

Teknik dalam membuat perencanaan keuangan sudah banyak dikenal dan terus menjadi bidang penelitian para ahli. Dalam bab ini akan dibahas berbagai model maupun rumusan yang dapat dipergunakan untuk mempermudah dalam memprediksi keuangan.
Model prediksi ini dapat juga dimasukan sebagai bagian dari bidang analisa laporan keuangan karena salah satu tujuan dari analisa laporan keuangan itu adalah meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam rumus atau model ini bahkan banyak digunakan angka-angka laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan.
Dalam prediksi keuangan kita mengenal beberapa model antara lain:
Liner Programming.
Delphi Forcasting.
Time Series Forcasting (trend).
Break Even Analisys.
Just In Time (JIT).
Economic Order Quantity (EOQ).
Model ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Liner Programming
Linier programming (LP) digunakan untuk merencanakan memprediksi kombinasi input biaya yang paling optimal untuk menghasilkan atau beberapa produk atau output. Dengan rumus LP ini kita dapat merencanakan kebutuhan dan kombinasi output sehingga tercapai optimasi.
2. Delphi Forcasting
Delphi system ini hampir sama dengan metode expert system. Disini metode expert system disempurnakan dengan metode diskusi antar para ahli, didebat, dan akhirnya pada sampai kesimpulan terbaik yang merupakan konsekuensi para ahli.
3. Tiem Series Forcasting (Trend)
Di sini prestasi yang lalu digambarkan secara berseri kemudian dari gambar ini dicari garis trend yang terbaik dan kemudian dari kecendrungan garis itu dilihat angka masa depan sebagai angka ramalan. Teknik analisa Time Series dapat dipakai untuk membuat trend ini.
4. Break Even Analysis
Salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis keuangan adalah teknik Break Even Analysis atau Cost Volume Profit Analysis. Metode ini mencoba mencari dan meganalisa perilaku hubungan antara besarnya biaya besarnya volume dalam unit dan rupiah, dan laba. Dari angka hasil analisa ini dapat diketahui volume yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu, berapa volume untuk mencapai titik pulang pokok, dan informasi lainya yang dibutuhkan.
5. Just In Time Model (JIT)
Upaya untuk meningkatkan produktifitas dan menekan pemborosan dan ketidak-efesienan lainya terus dilakukan para ahli. Salah satu penemuan besar baru-baru ini diperkenalkan adalah JIT Model. Model ini menunjukan bahwa konsep cost management yang lama sudah ketinggalan zaman dan perlu diubah. Model ini sudah banyak diminati oleh para pengusaha akhir-akhir ini sehingga dikenal sebagai golden ring of manufacturing efficiency. Namun banyak orang salah tanggap terhadap pengertian JIT ini. Menurut Johanson (1990) dalam artikel Management Accounting dengan judul Preparing For Accounting System Changes, perlu dijelaskan bahwa konsep JIT adalah merupakan model / filosofi yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Penekanan pada prinsip visibility sehingga dengan demikian setiap masalah yang memerlukan perbaikan menjadi jelas dan dianggap sebagai kesempatan/ atau peluang.
2. Output selalu disesuaikan dengan permintaan sehingga kegiatan produksi harus disesuakan dengan upaya menyeimbangkan keduanya.
3. JIT menghendaki kesederhanaan / kemudahan bukan kerumitan.
4. Pendekatan yang dilakukan bersifat “holistick” atau global. Konsep harus diterima secara umum dan melibatkan semua pihak serta sumber perusahaan yang dimiliki.
5. JIT menganut konsep perbaikan terus-menerus.
JIT merupakan filosofi perusahaan dalam beroperasi yang hakikatnya berupaya menghilngkan “pemborosan”. Dengan konsep JIT maka setiap resources seperti peralatan, bahan, alat, fungsi tenaga kerja digunakan secara minimal dan yang digunakan hanya yang benar-benar diperlukan untuk menambah nilai produk.

JIT bukan merupakan:
  • Program / kebijaksanaan persediaan.
  • Hanya upaya melibatkan supplier dalam kegiatan perusahaan.
  • Fenomena kebudayaan.
  • Proyeksi penggunaan bahan.
  • Proyeksi kebutuhan bahan.
  • Obat mujarap bagi manajer yang lemah.
Beberapa unsur yang selalu dianut dalam konsep JIT ini adalah:

1. Sikap Awareness/Education
Setiap orang harus mencoba memperbaiki keadaan walaupun pada mulanya salah namun harus terus dicoba sehingga merupakan proses pendidikan bagi personel. Mencoba dan salah lebih bagus dari pada tidak dicoba sama sekali.

2. House- Keeping
Setiap orang harus bertanggung jawab pada setiap peralatan atau harta perusahaan baik yang dibawah pengawasan maupun yang diluarnya.

3. Quality Improvement
Kwalitas harus terus ditingkatkan untuk menuju “zero defects” (tidak ada kerusakan). Kapan saja ditemukan kesalahan operator harus segera menyetop operasi dan langsung melakukan koreksi.

4. Uniform Plant Load (UPL)
Artinya jika kita menjual harian maka produksi harus harian pula. Produksi sesuai demand, tidak perlu ada persediaan.

5. Redesign Process Flow
Untuk memenuhi konsep UPL diatas maka kegiatan produksi harus didesain sedemikian rupa sehingga seluruh peralatan digunakan untuk memproduksikan barang secara group bukan per departemen.

6. Set up Reduction
Dengan melakukan redesign maka dapat saja terjadi peralatan yang dimiliki dikurangi sehingga produk benar-benar sesuai kebutuhan.

7. Supplier Net Work
Jaringan permasalahan harus dapat diatur edemikian rupa sehingga barang yang dibutuhkan datang pada saat yang tepat, barang hanya diterima pada saat diperlukan.
Dengan menjalankan konsep JIT maka peralatan yang diperlukan hanya 1 unit, jangka waktu antara kegiatan tidak lowong, kerusakan tidak ada, waktu berhenti tidak ada, operasi mesin seimbang dengan baik, work in process (WIP) berada dalam jumlah minimum dan alat-alat tidak pernah berhenti percuma.

Di Indonesia konsep-konsep ini belum begitu dikenal. Namun system globalissi seperti saat akan mengharuskan penggunaan sistem ini.
6. Economic Order Quantity
Model ini dapat memberikan angka berapa order pembelian sehingga kita mendapatkan biaya yang optimal. Model ini akan memberikan angka berapa pesanan sebaiknya dilakukan untuk sekali pesanaan sehingga kita mencapai titik optimum biaya yang paling efisien.

Contoh:
PT Citra Harmoni menggunakan bahan setahun yaitu 5400 unit. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pesanan (order) adalah Rp 10 000,-. Sedangkan untuk satu unit dibutuhkan biaya Carrying Cost sebesar Rp 1.200,-.
Berapa jumlah pesanan optimum untuk sekali pesanan?

EOQ = 300 Unit

Jadi dalam satu tahu kita melakukan pembelian sebanyak 300 unit sekali pesanan. Dengan kata lain untuk memenuhi bahan sebanyak 5.400 unit kita harus melakukan pemesanan 18 kali (5.400/300).
MODEL LAIN UNTUK MELAKUKAN PREDIKSI KEUANGAN
Para ahli banyak berupaya melakukan berbagai studi untuk mencoba melakukan peramalan-peramalan dengan menggunakan berbagai rumus, model dengan bahan rasio laporan keuangan. Studi empiris ini dilakukan terhadap berbagai perusahaan dalam jangka periode waktu tertentu. Dan biasanya setiap ahli memiliki berbagai metode yang berbeda satu sama lain tergantung data yang diperolehnya dari sumber data penelitian serta metodologinya.
Dalam literatur akuntansi para akademis atau peneliti sering melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperediksi suatu keadaan dengan menggunakan data historis biasanya laporan keuangan. Mereka mengganti laporan keuangan berapa tahun dan mencoba melihat fenomena khusus yang ada didalamnya dan dari sana diambil suatu rumusan dalam bentuk model-model prediksi.
Beberapa model prediksi yang dikenal adalah:

a. Band Rating
Ini digunakan untuk menghitung peringkat obligasi yang dipasarkan di pasar modal. Peringkat ini dikategorikan berturut-turut, misalnya dalam bentuk AAA, AA, A, BBB, BB, B, dan seterusnya. Model dan peringkatan ini telah dikenal di Indonesia khususnya di pasar modal.

b. Bankruptcy Model
Model ini memberikan rumusan untuk menilai kapan perusahaan akan bangkrut. Dengan menggunakan rumusan yang akan diisi (interplasi) dengan rasio keuangan maka akan diketahui angka tertentu yang akan menjadi bahan untuk memprediksi kapan kemungkinan suatu perusahaan akan bangkrut.

c. Net cash Flow Predication model
Model ini didesain untuk mengetahui berapa besar arus kas masuk bersih perusahaan tahun depan.

d. Take over Prediktion Model
Model ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan kemungkinan perusahaan ini akan diambil alih oleh perusahaan lainnya.
Di bawah ini akan kita gambarkan empat macam model yang merupakan bagian dari model tersebut:
Model untuk tingkat peramalan tingkat kwalitas obligasi yang dijual di pasar modal yang dibuat oleh Ahmed Belkaoui disebut Belkaoui’s Bond Rating Model.
Model untuk meramalkan kebangkrutan suatu perusahaan yang di buat oleh Altman disebut Altman’s Bankruptcy Prediktion Model. Model ini popular juga disebut 2-score.
Bernstein dan Maksy merumuskan model untuk meramalkan Net Cash Flow From Operating yang disebut Bernstein and Maksy’s Net Cash Flow Next Year Predication Model.
Model untuk memulai perusahaan yang akan diambil alih (take over). Model ini dibuat oleh Ahmed Belkaoui sehingga disebut Belkaoui’s Take Over Prediktion Model.

ALK: Konsep Dasar Lap. Keuangan

Desember 11, 2007
1. Definisi Dan Kegunaan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu daftar financial suatu entitas ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode; atau catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahan yang telah menjalankan perusahaan selama satu priode (biasanya satu tahun).
Laporan keuangan mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:
a. Sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
b. Alat komunikasi antara aktivitas perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahan, seperti para kreditur/calon kreditur, investor/calon investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.
c. Sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya:
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
2. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
a. Pelaporan bersifat Tentative
Artinya bahwa laporan keuangan bersifat sementara. Hal ini disebabkan karena umur perusahaan tidak terbatas sehingga perlu dibuat laporan secara periodik untuk mengukur perkembangan perusahaan tersebut.
b. Kebenaran bersifat relative
Artinya bahwa laporan keuangan tidak menunjukan kebenaran yang mutlak tentang nilai harta, utang atau modal.
Hal ini disebabkan karena:
Data Historis
Laporan keuangan didasarkan dari fakta catatan akuntansi yang bersifat historis sehingga harta, utang dan modal dinyatakan dalam harga pada saat terjadinya peristiwa tanpa memperhitungkan terjadinya perubahan nilai mata uang.
Prinsip-prinsip dan Kebiasaan Dalam Akuntansi
Laporan keuangan disusun berdasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (generally accepted accounting principles).
Tujuan penggunaan prinsip tersebut adalah:
– Untuk memudahkan dalam pencatatan
– Untuk keseragaman laporan keuangan
Pendapat Pribadi (personal judgment)
Laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi yang penggunaanya tergantung dari akuntan dan manajemen perusahaan.

Keterbatasan laporan keuangan diantaranya adalah:
1. Bersifat histories, sehingga mungkin sudah tidak relevan lagi dengan keadan sekarang.
2. Bersifat umum dan bukan untuk tiap-tiap pemakai
3. Didasarkan atas perkiraan kebutuhan pemakai.
4. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan uang dan perubahan nilai uang tidak tercermin dalam laporan keuangan
5. Memakai konsep konservatisme dalam menghadapi ketidakpastian sehingga tidak terlepas dari pemakaian pertimbangan dan taksiran-taksiran.

3. Prinsip-prinsip Laporan Keuangan
Terdapat beberapa prinsip yang mendasari setiap sifat dan ciri dari laporan keuangan, yaitu:
* Entitas
* Materialitas
* Kontinuitas usaha
* Harga pertukaran
* Pengukuran
* Accrual basis
* Periode laporan
* Penaksiran
* Unit moneter
* Pertimbangan
* Tujuan umum
* Laporaan terkait

4. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
A. LAPORAN RUGI – LABA
Merupakan laporan sistematis tentang penghasilan, biaya dan rugi- laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun).
Bentuk laporan rugi – laba terdir dari;
a. Bentuk Singgle Step
Yaitu penyusunan laporan rugi – laba yang dilakukan dengan membandingkan total pendapatan dengan total biaya.
b. Bentuk Multiple Step
Yaitu penyusutan laporan rugi – laba yang dilakukan secara bertahap.

B. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Merupakan laporan yang menyajikan tentang perubahan modal yang terjadi selama satu periode. Pada perusahaan perseroan (PT) disebut laporan laba ditahan.
C. NERACA
Merupakan laporan sistematis tentang aktiva, hutang dan modal suatu perusahaan pada waktu tertentu.
Bentuk neraca terdiri dari:
a. Bentuk Scontro (Account Form)
Yaitu neraca yang disusun secara sebelah – menyebelah, dimana sebelah kiri/ debet untuk aktiva sedangkan sebelah kanan/kredit untuk hutng dan modal.
b. Bentuk Stafel (Report Form)
Yaitu neraca yang disusun dari atas ke bawah, yaitu dengan urutan aktiva, hutang kemudian modal.
D. LAPORAN ARUS KAS
Yaitu laporan sistematis tentang aliran kas masuk dan kas keluar (termasuk sumber-sumber dan penggunaannya) yang terjadi pada suatu periode tertentu.

ALK: Informasi & Peng. Keputusan

Desember 10, 2007

A. Jenis-jenis Informasi
Informasi merupakan suatu kenyataan, data atau datum yang dapat memberikan pengetahuan baru serta berguna bagi pihak yang menerimanya. Informasi ini sangat luas. Kita dapat membagi informasi dalam dua bagian:
a. Informasi kuantitatif, yaitu suatu informasi yang dapat dikuantitatifkan satuannya.
b. Informasi kualitatif, yaitu informasi yang tidak dapat dikuantitatifkan satuannya.

Hubungan informasi dengan pengambilan keputusan dapat dilihat di bawah ini.

  • Lingkungan (fenomena alam, sosial)
  • Keputusan dan Tindakan
  • Model Keputusan
  • Informasi
  • Ilmu Pengetahuan (data)
  • Akibat (hasil)

Informasi berasal dari lingkungan sosial dari sini muncul data, data dikumpulkan dan dijadikan menjadi informasi. Informasi ada yang sekilas dan ada yang mendalam. Semakin lengkap dan mendalam informasi semakin baik dalam pengambilan keputusan. Informasi ini dimasukan kedalam model keputusan, dari dalam model ini lahir keputusan. Keputusan akan menimbulkan tindakan dan tindakan ini akan berakibat hasil yang diperoleh atau kerugian yang diderita akibat keputusan tadi.

B. Sumber Informasi
Menurut Scott (dalam Harahap, 2003: 33), berdasarkan hasil riset empiris sumber informasi para manajer menurut tingkatanya berbeda-beda. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut

Sumber/ Tingkatan Manajemen
1. Dari Luar Top (%): 35-45 Menengah (%): 10-15 Bawah (%): 5-10
2. Manajer di bawahnya Top (%): 25-30 Menengah (%): 30-40 Bawah (%): 0
3. Sistem Komputer Top (%): 15-20 Menengah (%): 30-40 Bawah (%): 65-25
4. Dari Bukan Komputer Top (%): 10-15 Menengah (%): 15-20 Bawah (%): 0

Dari table di atas dapat kita lihat perbedaan porsi sumber informasi. Manajemen puncak porsi terbesar adalah dari luar, sedangkan pimpinan menengah hampir sama yaitu dari manajer dibawahnya dan dari system komputer, dan pimpinan bawah lebih banyak sumber informasinya dari komputer.

C. Kualitas Informasi
Dalam manajemen perusahaan khususnya dalam proses pengambilan keputusan maka manajemen memerlukan informasi yang harus memiliki sifat-sifat:
1. Akurat
2. Dapat di percaya
3. Lengkap (mendalam)
4. Tepat waktu
5. Relevan
6. Singkat padat
7. Terus terang

D. Pengambilan Keputusan
Kegiatan Analisa Laporan Keuangan tidak terlepas dari masalah manajemen bisnis. Dalam kegiatan bisnis kita selalu dihadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap masalah akan berdampak ekonomis, berupa kerugian atau keuntungan.
Agar seorang manajer mampu mengambil keputusan yang tepat maka ia perlu mencari dan mengumpulkan berbagai bahan informasi agar dalam proses pengambilan keputusan dapat menghasilkan yang terbaik. Kegiatan analisa laporan keuangan merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi yang lebih bayak, akurat dan dapat dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan, sehingga informasi yang diperoleh lebih berarti.

AK.MANAJEMEN: SOAL LATIHAN

Desember 4, 2007

AKUNTANSI MANAJEMEN

Perusahaan “AZ Zahra” mempunyai tiga devisi yang kesemuanya menghasilkan produk jenis sama dengan harga jual Rp 25.000,- per unit. Berikut adalah estimasi laba/rugi per devisi tahun 2007.

Keterangan

Metro Timur

Metro Barat

Metro Pusat

Total

Penjualan

Biaya Variable

Biaya Tetap:

– BOP

– Administrasi & umum

– Alokasi kantor pusat

Total Biaya

Laba/rugi

Rp 2.500.000,- 

Rp    750.000,- 

– 

Rp    560.000,- 

Rp    210.000,- 

Rp    225.000,-

Rp 1.375.000,- 

Rp    495.000,- 

Rp    275.000,- 

Rp    110.000,- 

Rp    174.900,-

Rp    850.000,- 

Rp    499.800,- 

 –

Rp    170.000,- 

Rp      34.000,- 

Rp    188.700,-

Rp  4.725.000,-

Rp  1.744.800,- 

Rp  1.005.000,-

Rp     354.000,-

Rp     588.600,-

Rp 1.745.000,-

Rp 1.054.900,-

Rp   892.500,-

Rp  3.692.400,-

Rp   755.000,-

Rp   320.100,-

 (Rp  42.500,-)

Rp 1.032.600,-

Berdasarkan estimasi bahwa wilayah Metro Pusat mengalami devisit, maka manajemen mempertimbangkan untuk menutup usaha pada wilayah tersebut. Namun terdapat beberapa alternatif yang sedang diajukan sebagai berikut:

Alternatif I: Menutup devisi untuk wilayah Metro Pusat tanpa melakukan perluasan usaha. 

Alternatif II: Memperluas usaha di Metro Timur dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, tanpa menutup devisi wilayah Metro Pusat. Akibat perluasan ini diperkirakan mengakibatkan perubahan untuk wilayah Metro Timur sbb:           

– Penjualan megalami kenaikan sebesar 50 %           

– BOP Tetap mengalami kenaikan sebesar 20 %           

– Biaya Administrasi & umum naik sebesar 10 %

Pertanyaan:  Bagaimana pengaruh laba/rugi perusahaan terhadap berbagai Alternatif tersebut? Tunjukan dengan membuat laporan laba/rugi untuk setiap Alternatif.   

Keterangan: keputusan apapun, biaya dari alokasi kantor pusat sebesar Rp 588.600,- tidak akan berubah.

AK. MANAJEMEN: Cost Behavior

November 28, 2007

  

PERILAKU BIAYA 

A.    Definisi

Perilaku biaya (cost behavior) merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas Perusahaan. Atas dasar tersebut maka biaya dapat diklasifikasikan menjadi:

– Biaya variabel (variable cost)                

– Biaya tetap (fixed cost)              

– Biaya Semi variabel (semi variable cost)

B.     Penentuan Pola Perilaku

Fungsi matematis biaya:   Y = a + b X          Ket: a  = Biaya tetap total

                                                                          b  = Biaya variabel per-unit

                                                                          X = Volume kegiatan/produksi

 Metode:

  1.    Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method)

Soal:

            Kegiatan dan biaya yang terjadi selama satu semester tahun 2006 sbb:

Bulan Vol. Produksi Jumlah Biaya

Januari

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

150 unit

100 unit

250 unit

200 unit

300 unit

220 unit

Rp 175.000,-

Rp 150.000,-

Rp 225.000,-

Rp 200.000,-

Rp 250.000,-

Rp 210.000,-

Tentukan pola perilaku biaya!

  2.    Metode biaya cadangan (stand by cost method)

Soal:

Biaya yang terjadi pada produksi 10.000 unit adalah Rp 1.200.000,-

Sedangkan biaya yang harus dibayar pada saat kegiatan produksi dihentikan adalah Rp 800.000,- 

           Tentukan pola perilaku biayanya! 

  3.    Metode kuadrat terkecil (least suagre method)

Rumus:

                          n ΣXY    ΣX  ΣY                               ΣY   b ΣX

b =                                                       a =

              n ΣX²   – (ΣX) ²                                        n

Soal:

            Informasi tentang kegiatan dan biaya selama satu semester 2006 sbb:

Bulan Vol. Produksi Jumlah Biaya

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember Desember

5 unit

8 unit

12 unit

10 unit

15 unit

20 unit

Rp 10.000,-

Rp 12.000,-

Rp 20.000,-

Rp 15.000,-

Rp 25.000,-

Rp 40.000,-

Tentukan: pola perilaku biaya.

C.    Klasifikasi Biaya Lebih Lanjut

Biaya Tetap. Dapat diklasifikasikan lagi menjadi: 

·         Biaya tetap komitet

·         Biaya tetap diskresionari

 Biaya Variabel. Dapat diklasifikasikan lagi menjadi:

·         Biaya variabel enjiner

·         Biaya variabel diskresionari

AK. MANAJEMEN: Responsibility Accounting Information

November 28, 2007

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN 

A.    Konsep Dasar

Sistem Akuntansi pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak hanya terbatas pada biaya produksi saja melainkan meliputi pengendalian biaya non produksi.Pertanggungjawaban seorang manajer terkait dengan wewenang yang dimiliki untuk dapat mengendalikan sesuatu yang berada di bawah wewenangnya, diantaranya: aktiva, pendapatan dan biaya.

 B.     Manfaat

1.      Sebagai dasar penyusunan anggaran.

2.      Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.

3.      Pemotivasi manajer.

4.      Memungkinkan pengelolaan aktivitas.

5.      Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.

 C.    Asumsi Perilaku

1.      Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management by exception).

2.      Pengelolaan berdasarkan tujuan (management by objective).

3.      Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan struktur herarkhi organisasi.

4.      Manajer dan bawahannya bersedia menerima tanggung jawab yang dibebankan melalui struktur herarkhi.

5.      Mendorong kerjasama, bukan kompetisi.

 D.    Rekayasa dalam Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban

       1.      Sistem Akuntansi pertanggungjawaban tradisional

a.       Laporan biaya berisi:

          Nomor kode rekening biaya

          Jenis atau pusat pertanggungjawaban

          Realisasi biaya bulan ini

          Anggaran biaya bulan ini

          Penyimpangan biaya bulan ini

          Realisasi biaya sampai dengan bulan ini

          Anggarann biaya sampai bulan ini

          Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini

b.      Sistem pengelolaan informasi

          Didasarkan atas dokumen sumber, dicatat setiap jenis biaya ke dalam buku pembantu biaya. Dan digolongkan ke setiap pertanggungjawaban yang bersangkutan.

          Pengumpulan HP produksi melalui tahap: a) alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi; b) perhitungan HP produksi bagian persiapan, pengolahan dan penyelesaian.

          Perhitungan HP produksi melalui tahap: a) biaya yang langsung terjadi di bagian persiapan; b) biaya BOP dialokasikan dari pusat pertanggungjawaban pembantu ke bagian persiapan.

    2.      Dalam Activity based responsibility accounting

          Dilakukan pemisahan biaya penambah nilai dan biaya bukan penambah nilai.

Tujuannya:

          Dapat memusatkan perhatian pada pengurangan biaya bukan penambah nilai.

          Menyadari besarnya pemborosan yang terjadi.

          Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.

 

AKUNTANSI KEPERILAKUAN:Konsep Dasar & Dampaknya

November 28, 2007

Pendahuluan

Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.  Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi.

Pokok-pokok Kajian

Berdasarkan uraian di atas menunjukan adanya beberapa masalah yang perlu dibahas sebagai berikut:

1)      Mengapa perlu mempertimbangkan keperilakuan pada akuntansi?

2)      Bagaimana persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku akuntansi?

3)      Bagaimana dampak dari persyaratan pelaporan akuntansi?

Pembahasan

1.  Mengapa Perlu Mempertimbangkan Keperilakuan pada Akuntansi?

Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005). Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang fakum. Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi.Penjelasan di atas menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi. Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang kegiatan organisasi. Dikatakan penting  sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem akuntansi.Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi.Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

2.  Bagaimana Persyaratan Pelaporan Mempengaruhi Perilaku Akuntansi?           

Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan” pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan.            Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah:

Antisipasi penggunaan informasi.  Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.  

Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi.  Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil  yang manakah yang  penting bagi penerima.      Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunkannya jika berada pada penerima informasi tersebut.  

Insentif/sanksi.   Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembut laporan adalah penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk memberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.

Penentuan waktu.  Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.

Pengarahan perhatian. Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku.

3.  Bagaimana Dampak dari Persyaratan Pelaporan Akuntansi ?

Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku disemua bidang akuntansi: keuangan, perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial. Secara terperinci dampak tersebut dapat dijelaskan di bawah ini.

Akuntansi keuangan.   Terdapat beberapa prinsip akuntansi yag diterapkan setelah diperdebatkan terlebih dahulu mengenai dampak mengenai yang ditimbulkannya. Beberapa hal yang kontraversial dari pernyataan standar akuntansi tersebut merupakan contoh mengenai bagaimana prinsip akuntansi mempengaruhi perilaku. Contoh-contoh tersebut meliputi: ”Bagaimana perlakuan atas kerugian akibat melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar?” dan ”bagaimana perlakuan atas kelebihan nilai pembayaran kontrak utang dalam mata uang asing?”. Setelah mengalami proses perdebatan dari berbagai kelompok (pemerintah, praktisi bisnis, akademisi) melahirkan ISAK (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan) No. 4 yang menginterpretasikan PSAK (Peryataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing. Dalam interpretasi tersebut dinyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh tigkat inflasi yang luar biasa (di atas 133%) dan melibatkan transaksi operasi dalam mata uang dolar dapat dikapitalisasi oleh organisasi/perusahaan. Prinsip akuntansi yang kontraversial lainnya termasuk perlakuan atas biaya penelitian dan pengembangan, serta persyaratan pelaporan akuntansi atas inflasi yang mengharuskan dibuatnya penyesuaian dalam laporan keuangan. Demikian pula halnya dengan akuntansi untuk minyak dan gas bumi.

*  Akuntansi perpajakan.  Umumnya persyaratan pelaporan akuntansi perpajakan dipandang rumit dan sulit bagi banyak pembayar  pajak. Beberapa persyaratan telah dikenakan tidak hanya kepada pembayar pajak, tetapi juga pada pihak lain seperti karyawan dengan maksud untuk membuat hukum pajak lebih dipatuhi.             Suatu keharusan catatan yang rinci atas pengurangan beban bisnis merupakan contoh yang paling baru dan kontraversial mengenai dampak perilaku dari persyaratan pelaporan pajak. Yang dalam faktanya, catatan rinci tersebut tidak perlu dilaporkan tetapi pembayar pajak dan penyusun pajak diharuskan untuk melaporkan bahwa catatan itu disimpan dan tersedia untuk diperiksa.

*  Akuntansi manajerial.  Manajemen dapat memberlakukan persyaratan pelaporan internal apapun yang diinginkannya kepada bawahan. Pos-pos yang dilaporkan dapat bersifat keuangan, operasional, sosial atau suatu kombinasi. Tetapi hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi publik karena data tersebut jarang dilaporkan diluar organisasi. Disamping itu sangat sulit untuk digeneralisasi karena setiap organsasi memiliki sistem akuntansi manajemen yang berbeda-beda. 

*  Akuntansi sosial.  Masih terdapat relatif sedikit mengenai dampak dari akuntansi sosial bagi publik karena akuntansi sosial adalah bidang perhatian yang masih relatif baru. Salah satu bidang pembahasan dari akuntansi sosial adalah delima penyusunan laporan, polusi dan keamanan produk.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan bahwa akuntansi dibangun dengan menggunakan konsep, prinsip dan pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk meningkatkan kegunaannya. Sehingga akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.  Disamping itu kesempurnaan teknis dari jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang didalam organisasi, baik sebagai pelaksana (penyusun informasi) maupun sebagai pemakai informasi.Persyaratan pelaporan akuntansi akan mempengaruhi perilaku dari berbagai fakor, baik karena adanya antisipasi penggunaan informasi, prediksi penggunaan informasi, insentif/sanksi, penentuan waktu maupun pengarahan perhatian dari pihak yang akan menggunakan informasi tersebut (penerima). Dampak keperilakuan dalam akuntansi terjadi pada berbagai bidang yaitu pada: akuntansi keuangan, akuntansi perpajakan, akuntansi manajerial dan akuntansi sosial. Salah satu bidang pembahasan dari akuntansi sosial adalah delima penyusunan laporan, polusi dan keamanan produk.

DAFTAR PUSTAKA 

Anthony. Dearden & Bedford. 1990. Management Control System, 6th Edition. Published by Arrangement with Irwin Inc. New York.

Arfan Ikhsan & Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta.

Armila Krisna Warindrani. 2006. Akuntansi Manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2006. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 1997. Sistem Akuntansi. Balai Penerbitan STIE-YKPN. Yogyakarta.Sunarto. 2003. Perilaku Organisasi. Penerbit Amus. Yogyakarta.

GBPP AKUNTANSI MANAJEMEN

Agustus 28, 2007

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

  Mata Kuliah        :     Akuntansi Manajemen

Kode / SKS         :     MPS – 343 / 3 sks

Program Studi     :     Akuntansi / Manajemen Perusahaan

Deskripsi            :     Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang ilmu akuntansi. Mata kuliah ini akan menjelaskan berbagai konsep, metode dan perekayasaan dalam melakukan penyusunan laporan keuangan yang akan dipergunakan oleh pihak intern (manajemen) dalam pengambilan keputusan manajerial.

TIU                     :     Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan terampil dalam melakukan penyusunan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan manajerial.

No TIK Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi, karakteristik serta berbagai tipe informasi akuntansi manajemen Konsep Dasar Akuntansi Manajemen·         Definisis akuntansi manajemen ·         Karateristik dan perbedaan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan·         Tipe-tipe informasi akuntansi manajemen 3 x 50 menit A,B dan D
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang berbagai pusat pertangungjawaban serta penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting). Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban·         Definisi pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility center)·         Karakteristik dan penerapan informasi akuntansi pertanggungjawaban 3 x 50 menit A,B dan D
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan penentuan pola perubahan biaya (perilaku biaya) dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan pada organisasi/perusahaan. Perilaku Biaya·         Definisi biaya dan perilaku biaya·         Metode-metode dan cara penentuan perilaku biaya·         Klasifikasi biaya 6 x 50 menit B dan D
4. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi harga pokok variabel (variable costing) serta melakukan perhitungan harga pokok variabel (variable costing). Penentuan Harga Pokok Variabel (Variable Costing)·         Definisi variable costing.·         Perbedaan antara variable costing dan full costing.·         Penyusunan laporan keuangan metode variable costing 3 x 50 menit A,B dan D
5. Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan analisis biaya relevan untuk pengambilan keputusan khusus. Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Khusus·         Definisi dan Konsep dasar biaya relevan dalam pengambilan keputusan·         Keputusan menerima atau menolak  penjualan khusus·         Meneruskan atau menutup sementara suatu produk/departemen·         Membuat sendiri atau mambeli dari luar perusahaan·         Menjual atau memproses lebih lanjut hasil produksi·         Menyewakan atau menjual aktiva yang menganggur 9 x 50 menit A,B dan D
6. Mahasiswa dapat  melakukan penentuan harga jual produk.  Penentuan Harga Jual Produk·         Teori harga dan perilaku konsumen·         Strategi penentuan harga jual produk·         Metode-metode dan cara penentuan harga jual produk 6 x 50 menit A,B dan D
7. Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan penentuan harga transfer suatu produk.

Penentuan Harga Transfer

·         Definisi harga transfer·         Metode-metode dan cara penentuan harga transfer·         Kelebihan dan kelemahan masing-masing metode dalam penentuan harga transfer

6 x 50 menit A,B dan D
8. Mahasiswa dapat menjelaskan dan melakukan analisis dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis Keputusan Investasi·         Macam dan jenis investasi·         Metode-metode dan cara penilaian keputusan investasi·         Kelebihan dan kelemahan masing-masing metode penilaian keputusan investasi 6 x 50 menit A,B dan D
9. Mahasiswa dapat menjelaskan current-current issue dalam akuntansi manajemen kontemporer. Akuntansi Manajemen Kontemporer (AMK)·         Perkembangan teori akuntansi manajemen·         Activity based costing (ABC) sistem·         Just in time (JIT) konsep 6 x 50 menit B dan C

 Keterangan :A, B, C dan D adalah Buku Sumber yaitu :A   =    Abdul Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1993.B   =    Armila Krisna W., Akuntansi Manajemen, Penerbit Graha Ilmu, 2006.  C   =    Amin Widjaja Tunggal, Activity Based Costing: Untuk Manufakturing dan Pemasaran, Penerbit Harvarindo, 1995.D   =    Mulyadi, Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, BPFE YKPN Yogyakarta, 1996.